Peluang Usaha bidang Sanitasi

Ada peluang mendapatkan Rupiah berlimpah dibalik Sampah kota dan Tinja :

1. Peluang Usaha bidang WC Umum , Secara Finansial, bisnis WC Umum dipusat –pusat keramaian memang menggiurkan. Jumlah penggunanya dalam satu hari lebih banyak daripada MCK Pemukiman. Sementara kemampuan membayar dari penggunanya juga lebih baik, untuk BAK bersedia membayar dengan Rp 1000,- sekali pakai, sementara untuk BAB dan mandi cukup Rp 2000,- tidak ada yang keberatan ataupun protes, sementara kalau fasilitas mandi ditambah dengan air panas tarif bisa dinaikkan hingga Rp 3500,- untuk sekali mandi. sementara biaya operasional per bulan untuk WC Umum kadang tidak sampai Rp 5.000.000,- , Sementara satu WC Umum dengan belasan bilik dan ditempatkan di sudut keramaian kota akan mampu memberikan penghasilan antara Rp 500.000,- – Rp 1.000.000,- Dengan keadaan ini kita tinggal menghitung biaya kontrak lokasi dengan pemilik yang biasanya sekitar 20-30 juta pertahun. dan ternyata masih banyak juta rupiah yang tersisih untuk si pengelola & pebisnis fasilitas WC Umum.

2. Septic Tank , Setiap rumah dan gedung pasti membutuhkan Septic Tank untuk urusan pembuangan Sanitasinya,sayangnya peraturan perundang –undangan yang ada belum diterapkan sebagai mana mestinya . Sehingga membuat bisnis septic Tank kurang berkembang namun dengan berjalannya waktu dan semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk berpola hidup lebih sehat , sehingga peluang ini meberikan kesempatan bagi pebisnis untuk mengembangkan inovasi model dan bahan septic tank, dengan bentuk tanki plastik yang diperkuat fiber dll, dengan ukuran 0,5 – 1 m3 , yang didesain sepraktis dan seeffisien mungkin dengan mempertimbangkan titik lubang kurasan dll.

3. Sedot Tinja . Tumbuhnya perumahan di kota-kota besar yang masing2 menempatkan septic Tank yang sewaktu-waktu harus selalu di sedot , dari data yang ada rata-rata 65% dari perumahan yang ada membutuhkan jasa penyedotan tinja, dan usaha ini akan semakin memberikan nilai keuntungan yang semakin baik apabila dilengkapi dengan IPLT ( Instalasi Pengolah Lumpur Tinja ). Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (ISSDP ) memberikan ilustrasi dalam bukunya tentang seorang Yustaman. pengusaha sedot tinja yang tidak memiliki truk sendiri akan tetapi per bulan bisa menangguk keuntungan hingga 10 juta. Info lebih lanjut bisa akses contoh kasus di Malaysia dengan sewerage systemnya  ,

4. Sewerage system , kalau punya modal besar bisa membangun sendiri intalasi ini kalau tidak punya bisa ajukan proposal ke pemda di tempat anda agar pemkab/pemkot nya yang berinvestasi ( sebagai bagian dari SPM kepada masyarakat ) ( sesuai dengan undang-undang Lingkungan dan peraturan pemerintah bidang Kimpraswil – masalah persampahan dan Sanitasi ). Dari instalasi ini biasanya dibangun intregate atau menyatu dengan instalasi Pengolah Lumpur Tinja ( IPLT).

5. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dapat dibuat dalam sistem paket yang menggunakan teknologi pengolahan aerobik. dengan demikian , IPLT tidak membutuhkan lahan yang luas, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan (IATPI) sudah memperkenalkan Rancangan Teknis dari paket  IPLT yang terdiri dari Tanki aerobic digester , anaerobic digester dan sludge drying bed. lahan yang dibutuhkan tidak lebih dari 80M2, dengan kapasitas perpaket  2,5 M3/hari. Biaya investasi untuk IPLT sekitar 300 juta per paket dan operasional 2 jt per bulan serta dapat dipindah- pindah karena dibangun dari kontainer bekas.

6. Pengangkutan Sampah . masih ingat peristiwa menumpuk nya Sampah Kota di ibukota propinsi Jawa Barat bebrapa waktu yang lalu. dan tentunya juga sering kita lihat lalu lalang truk sampah di daerah kita, biaya pengangkutan Sampah kota yang harus dibayar oleh pemkot / pem prop DKI untuk pengankutan sampah rata 2 sekitar Rp 130.000 – 150.000 per ton sampah. Keadaan ini akan memberikan kemudahan apabila kita mau mengembangkan Instalasi Pengolah Kompos Kota ( IPKK ) , yang tiap unitnya mampu menghasilkan 400 – 1000 kg kompos siap jual. dengan harga jual 600 ,- per Kg. Instalasi Pengolahan Kompos Kota (IPKK) dapat dioperasikan pada lingkungan Rt/Rw yang sesungguhnya mampu memberikan lapangan kerja baru bagi pencari kerja.

7. Pupuk Sampah . pupuk yang dihasilkan dari pengolahan sampah , industri pupuk sampah dijamin tidak akan mengalami kesulitan pasokan bahan baku, karena rata – rata produksi sampah rumah tangga perkotaan menghasilkan sampah organik 0,8 kg (kalau salah tolong dibenerin), Hasil pupuk dari sampah berupa pupuk sampah padat dan pupuk cair yang dari keduanya dapat kita reguk nilai rupiah yang melimpah, sementara biaya instalasi IPKK untuk produksi rata 400 – 600 kg kompos /hari , biaya investasinya tidak mencapai angka 100 jt .( manual ) namun sudah ada cooper pemotong sampah dan ayakan serta kantong kemasan pupuk kering/pupuk cair. konon dari data yang ada pupuk ini mampu meningkatkn produksi hingga 20% – 30% untuk tanaman padi.

8. Daur Ulang Sampah. Apa itu daur ulang pasti sudah banyak yang mendengar namun , bagaimana mendaur ulang mungkin banyak yang belum mau, dan ternyata dibalik kata aur ulang sampah dapat di bangun suatu klaster industri , mulai dari kertas , plastik , kaca, besi , aluminium, tembaga dll. dan sebagai ilustrasi kalau kita lihat rantai nilai yang ada , contoh gelas air minum dalam kemasan 220 cc. mulai dari pemungut > pengumpul > pedagang > pencacah > pengolah bijih > industri plastik  harga 1500 >2000-2500 > 3500        > 5500        > 7000 – 7500   >  8500 up. Gambaran dari tingkatan harga dari rantai nilai daur ulang plastik , Mau ambil peran di bagian mana sesuaikan dengan kemampuan.

9. Tempat Pembuangan Akhir Sampah . investasinya cukup besar namun penerimaan nya juga sangat menjanjikan, karena ada peluang menjadikan energi dari Sampah, kalau yang kecil mengupayakan penjualan Bio gas yang dihasilkan disaping typing tarif dari retribusi dan pebayaran pihak Pemerintah ( diatur Perda dan Undang-undang) , kalau yang cukup modal mampu membangun instalasi Power Plan dengan memanfaatkan sampah sebagai sumber Energi.

10. Energi dari Sampah. Contoh sederhana dari kreatifitas seorang Ujang Solichin yang tinggal di Pasir Angin Ciamis , dari ide pekerja dipenggergajian kayu yang memanfaatkan limbah gergajian untuk menjadi briket bahan bakar pengganti kayu bakar, maka seorang Ujang Solichin mencoba briker bahan bakar dengan bahan dasar sampah yang dikemas dan dijual Rp. 1.600 ,- /kg. adapula peluang membangun PLTSa ( Pusat Listrik Tenaga Sampah ) yang nilai investasinya cukup besar untuk PLTSa dengan bahan bakar Biogas seperti di TPA Suwung Denpasar butuh investasi 20 Juta USD dan produksi listriknya sekitar 2 MW , setara untuk 40.000 unit rumah tangga.

Dan teman2 tidak perlu kawatir karena dibalik Sampah ada banyak dukungan, mulai dari Undang- undang , peraturan pemerintah , peraturan daerah sampai regulasi keuangan, ada Undang- undang Pengelolaan Sampah, ada Peraturan Pemerintah tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur ( Perpres No.67 tahun 2005). mengatur pembagian resiko keuangan antara Pemerintah dan Swasta dan masih ada Peraturan Menteri PU tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengolahan Sampah Nasional ( Permen PU No.21 tahun 2007 )Aspek keuangan  ada peraturan untuk bidang usaha tertentu yang bisa mendapatkan pengurangan pajak ( PP No.148 tahun 2000), disediakan plafon Kredit program dengan Dana mulai dari 100 juta – 2,5 M dengan suku bunga sesuai SBI.

Semoga dengan peluang ini sebagai suatu Lembaga Pengembangan Usaha / Business Development Services – teman-teman dapat berkiprah lebih baik , untuk diskusi lebih lanjut bisa dengan teman-teman dari perguruan tinggi terdekat di daerah anda, kalau untuk Instalasi Pengolah Kompos Kota ( IPKK – Rt/Rw ) , modal tidak sampai 100 jt pasar penjualan Komposnya kami jamin termasuk cairan yang di hasilkan oleh Unit pengolah IPKK juga kami jamin pemasarannya. bisa kontak ke pengelola blog ini.


Leave a comment